Hari ke-10 di tahun 2019.

Menjelang tahun baru, kebanyakan dari kita, penulis atau bukan, akan merefleksikan apa yang telah dicapai dalam 12 bulan terakhir dan kemudian menetapkan resolusi untuk 12 bulan berikutnya. Entah itu bekerja lebih keras, menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga, menjalankan pola hidup lebih sehat, dan lain sebagainya – cuma biasanya sih sebagian besar resolusi itu sudah dilupakan pada bulan Maret 😀

Resolusi seorang penulis barangkali seputar menyelesaikan naskah atau menerbitkan buku, cuma biasanya sih hingga akhir tahun belum ada satupun yang terbit. Saya sendiri tidak pernah suka membuat resolusi tahun baru, sebab nggak berguna. Namun, saya tahu pasti bahwa penting banget untuk punya tujuan, terutama dalam menulis. Jika hanya sesekali saja duduk di depan komputer dan menulis cerita, puisi, atau novel secara random, maka kamu bukan penulis. Kamu perlu memiliki beberapa rencana jika ingin menghasilkan sebuah karya.

Resolusi dan rencana buat saya berbeda.  Resolusi merupakan sebuah tradisi sekuler ketika seseorang akan berjanji untuk melakukan tindakan perbaikan diri (yang biasanya dimulai pada malam tahun baru). Sementara rencana lebih jelas karena memiliki langkah-langkah dalam setiap tahapannya, dan kita juga bisa mengukur seberapa banyak kita sudah melangkah maju buat mewujudkan tujuan.

Berbeda dengan rencana, hampir setiap resolusi tahun baru itu gagal. Alasannya macam-macam. Buat seorang penulis, barangkalai resolusi tahun baru gagal karena terlalu idealis atau kurang realistis, oleh karena itu hindari deh 5 resolusi 2019 berikut ini (dan juga apa yang sebaiknya dilakukan):

cara menulis novel

Tahun 2019, Saya Akan Menulis 1000 Kata Per Hari

Secara teori, ini adalah resolusi yang hebat. Kamu memastikan diri akan menulis sesuatu setiap hari. Menulis setiap hari adalah hal baik yang bisa dijadikan kebiasaan dan dapat meningkatkan aliran ide. Tetapi memilih untuk menulis 500 atau 1000 kata setiap hari tidak serta merta menghasilkan karya, bahkan malah bisa kontraproduktif. Pasti akan ada hari-hari ketika kamu tidak punya waktu, terlalu lelah, nggak mood, dan lain sebagainya.  Ada juga hari-hari ketika kamu merasa menulis 1000 kata itu sangat menyusahkan sehingga kamu mulai ragu-ragu apakah sebaiknya berhenti saja bercita-cita menjadi seorang penulis.

Apa yang harus dilakukan:

Daripada menentukan berapa jumlah kata yang harus ditulis setiap hari, mending sisihkan sejumlah waktu tertentu setiap hari. Sejujurnya, saya kira menulis setiap hari itu justru tidak produktif, dan sebaliknya satu dua hari libur menulis justru menyegarkan dan dapat meningkatkan produktivitas. Namun jika kamu ingin menulis setiap hari, maka rencana yang lebih realistis adalah menulis selama 10-15 menit per hari. Jika sedang tidak ingin menulis, dedikasikan waktu 10-15 menit tersebut untuk mengirimkan karya, mengedit cerita lama, atau meneliti peluang publikasi baru. Ini sering kali lebih produktif daripada menulis 1000 kata tentang ini dan itu.

Baca juga: Rutinitas Menulis

rutinitas penulis hebat

Tahun 2019 Saya Akan Menjadi Penulis Hebat

Resolusi terburuk adalah resolusi yang tidak realistis. Jika resolusi 2019 kamu adalah untuk menjadi penulis hebat, maka kamu sedang menyiapkan diri untuk kegagalan kolosal. Tidak peduli seberapa bagus karyamu, kamu tidak memiliki kendali penuh. Kamu tidak tahu apakah ini resolusimu akan terlaksana atau tidak.  Hal ini nggak tidak berarti kamu harus berhenti berusaha menerbitkan karyamu, tapi sebaiknya kamu fokus pada hal-hal di luar itu.

Apa yang harus dilakukan:

Jika benar-benar ingin penulis dan menerbitkan buku, kamu harus memiliki rencana untuk mewujudkannya. Kamu nggak bisa begitu saja memasuki tahun baru dengan pola pikir bahwa kamu akan menjadi penulis kaya dalam 12 bulan ke depan. Lantas, langkah apa yang dapat kamu ambil untuk lebih dekat dengan tujuan?

Perkuat jejaring pertemanan, perkenalkan dirimu pada penerbit-penerbit besar, buat riset kecil untuk mencari tahu buku seperti apa yang laku di pasaran. Mintalah saran dari orang-orang yang sudah menerbitkan buku (pasti ada deh satu orang  dari daftar teman-teman Facebook, Twitter, dan IG yang pernah menerbitkan buku). Selain itu, baca lebih banyak buku dari genre fiksi /non-fiksi yang ingin kamu tulis.

Tahun 2019, Saya Akan Lebih Sering Mengirimkan Naskah

Dulu, saya pernah mencoba  mengirimkan ke penerbit setidaknya satu naskah per bulan. Pada akhir tahun, saya sudah mengirimkan sekitar 14 naskah — dan semuanya ditolak. Seperti yang bisa diduga, saya langsung minder dan patah hati. Selain itu, saya juga merasa sudah menyia-nyiakan banyak waktu untuk menulis dan mengedit. Sering-sering mengirim naskah ke penerbit memang meningkatkan peluang diterbitkan,  tetapi kamu harus melakukannya dengan cara yang benar.

Apa yang harus dilakukan:

Alih-alih hanya mengirimkan banyak naskah, lakukan lebih banyak riset dan kirim ke penerbit yang lebih tepat. Jangan pernah mengirimkan karya ke penerbit yang tidak sesuai dengan yang jenis naskah, misalnya mengirim novel teen-lit ke penerbit novel sastra wangi. Cari tahu segmen apa yang menjadi target penerbit pilihanmu.

 

Baca juga: Cara Menerbitkan Buku

cara menerbitkan buku
Tahun 2019 Saya Akan Menyelesaikan Naskah

Ini terdengar seperti resolusi yang luar biasa, dan sudah dicanangkan setiap awal tahun, tapi memasuki 2019, tetap saja naskah nggak selesai juga. Kok bisa? Kan kamu sudah menetapkan tujuan, jadi naskahmu seharusnya sudah selesai sekarang.

Menetapkan tenggat naskah  bagus dilakukan, tetapi juga bisa sangat memberatkan. Jika kamu terburu-buru menyelesaikan sesuatu pada akhir tahun hanya untuk memenuhi resolusi tersebut, kamu mungkin hanya punya naskah setengah jadi  yang tidak sebaik yang seharusnya.

Apa yang harus dilakukan:

Alih-alih memutuskan bahwa naskahmu harus selesai pada tanggal tertentu, beri waktu pada diri sendiri untuk mengerjakan berbagai aspek lain. Misalnya, kamu bisa membuat rencana untuk menyelesaikan draft kasar pada akhir bulan Maret, dan kemudian melakukan editing tahap pertama pada bulan Juni. Namun, tetaplah fleksibel. Buku adalah “makhluk hidup”, dan kontennya dapat berubah secara drastis selama beberapa bulan, juga seringkali tidak berjalan sesuai plot/outline awal.

 

Baca juga: Plot dan Sinopsis

 

Tahun 2019, Buku Self-Publish Saya Akan Menjadi Best Seller

Kita semua ingin buku kita masuk dalam daftar buku terlaris. Untungnya, kita memiliki kemampuan atas penjualan buku. Melalui iklan dan pemasaran, kita memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk membeli buku kita. Namun, mengatakan akan menjual banyak buku adalah resolusi yang buruk. Ini sama dengan mengatakan kamu akan menurunkan berat badan. Kamu bisa saja bediet ketat atau mengiklankan buku kamu di berbagai media sosial setiap hari, tetapi ini tidak berarti kamu akan bisa masuk sepuluh besar buku terlaris.

Apa yang harus dilakukan:

Kembangkan strategi pemasaran. Daripada beresolusi kamu akan menjual banyak buku self-publish, cetak buku dengan jumlah buku realistis dan cari tahu cara menjualnya. Tetapkan tujuan penjualan triwulanan sehingga kamu dapat melacak kemajuan dan menilai kembali strategi penjualan setiap beberapa bulan.

Jika kamu ingin menjual sejumlah buku, maka kamu perlu membuat tujuan yang akan membantu penjualan. Persoalannya, mengatakan akan menjual 1000 buku sebulan atau turun berat badan 10 kilogram, sama-sama tidak realistis. Benar kamu bisa berolahraga teratur dan melakukan diet terencana, tapi kalau hanya turun 3 kilogram, apakah artinya kamu gagal?

Analogi sama bisa diterapkan dalam penjualan buku self-publish. Jika kamu rutin melakukan blog tour, membaca, wawancara, postingan berpromosi, trailer buku, dan segala sesuatu yang lain sesuai dengan rencana, dan ternyata hanya mampu menjual 100 buku, apakah berarti kamu gagal? Pastinya tidak, karena kamu sudah bertindak sesuai rencana dan melakukan apa yang ingin kamu lakukan.

Tidak ada yang salah dengan keinginan untuk meningkatkan jumlah kata yang ditulis setiap hari, menjadi penulis hebat, menjual banyak buku, menyelesaikan naskah, atau masuk daftar best seller. Namun, untuk mencapai hal-hal ini, kamu perlu membuat rencana-rencana yang akan membawamu ke tujuan. Saya sering mengatakan dalam artikel-artikel sebelumnya, bahwa apa yang berhasil untuk satu penulis mungkin tidak cocok untuk kamu. Penulisan adalah bidang yang sangat subjektif. Terkadang, yang bisa kamu lakukan adalah mencoba yang terbaik. Pastikan kamu memiliki rencana yang akan memungkinkan kamu mencapai tujuan-tujuan realistismu.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.