Satu hal yang sering dilupakan oleh penulis kekinian adalah; kesabaran.

Banyak orang ingin bisa menerbitkan buku dengan segera sampai-sampai melupakan hal dasar, yakni belajar cara menulis dengan benar, dan mempraktikannya hingga kita bisa menyebut diri sebagai penulis profesional.

Untuk itu, kita perlu banget berlatih, memelihara kesabaran dan menahan diri.

Menurut KBBI, sabar/sa·bar/ ks. 1) tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); 2) tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu

Era penerbitan sendiri telah memperparah tingkat ketidaksabaran. Sebagai penulis, saya kerap merasa terdorong untuk bersaing. Bersaing untuk menulis, mengabaikan pengeditan yang benar, dan untuk menerbitkan buku di sana.

Padahal penting untuk diingat bahwa menulis naskah (fiksi dan non fiksi) bukan seni instan, melainkan sebuah kerajinan tangan. Dan seperti semua kerajinan tangan, teknik dan proses menulis harus dipelajari dan diterapkan.

Berikut beberapa tips untuk penulis fiksi:

  • Take your time
  • Pelajari cara membuat outline
  • Ciptakan karakter, bukan karikatur
  • Ambil bagian dalam kelas/kursus menulis, jika bisa
  • Menulis setiap hari
  • Tulis ulang naskah buku yang telah selesai hingga kisahnya tak bisa diutak-atik lagi
  • Edit naskahmu

Kalau kamu ingin bisa menulis buku, gabung dengan kelas menulis Lingua Aksara di Jogakarta, atau sign up kelas menulis online kami.

One Reply to “Kemampuan Penting Penulis Kekinian”

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.