Saya belum nonton film “mengejar Mas Mas” yang mulai tayang minggu lalu, tapi saya sudah baca reviewnya – seperti biasa, kelihatannya menarik, tapi siapa tau? Sebab kadang harga gak sama dengan rupa. Anyway.. saya bilang menarik di sini adalah krn film ini menyisipkan kehidupan lokalisasi kelas bawah di Jogja. Saya gak tahu lokalisasi mana yg diambil, tapi saya berasumsi daerah Sarkem alias Pasar Kembang, sebab itulah lokalisasi terpopuler di kota ini.
Sewaktu kuliah, dosen saya mengajarkan bhw sebuah tempat bisa disebut kotaapabila telah memenuhi beberapa unsur spt pusat pemerintahan, pusat perdagangan, dsb. Saya berpikir seharusnya beliau menambahkan lokalisasi sbg salah satu unsur kota. Lokalisasi memang sebuah habitat yg menarik, sebab setiap kota pasti memilikinya, terlepas diakui atau tidak oleh penduduk dan pemerintahnya, dan terlepas apakah prostitusi dilarang atau dilegalkan.
Saya terkesan dgn Perancis. Di negara ini, prostitusi dilegalkan shg gak ada yg namanya lokalisasi kumuh atau PSK berkeliaran di jalan. Setiap PSK harus punya mucikari utk bisa melakukan pekerjaannya, dan mucikari ini selain bertugas utk mengatur klien, dia juga diwajibkan melindungi dan menjamin keamanan dan kesejahteraan para PSKnya dgn menyediakan tempat tinggal yg layak, bodyguard, dan memastikan klien mau memakai kondom. Dgn demikian berkuranglah angka penyebaran penyakit kelamin, AIDS, dan kekerasan thdp para PSK.
Saya bukan pendukung prostitusi, tentu saja. Tapi hey.. bukankah itu adalah pekerjaan tertua di dunia? Dan saya kira selama masih ada makhluk berlambang phallus, prostitusi gak akan berhenti. Jadi kenapa melawan arus? Yg bisa dilakukan memang hanyalah meminimalkan akibat dari prostitusi….ya salah satunya penyakit kelamin dan AIDS. Itu resiko paling mengerikan, bukan? Saya gak peduli dgn suami-suami yg suka ‘jajan’ – biar mereka dikirim ke neraka -_- tapi saya gak rela kalau istri-istri setia mereka dan bayi-bayi mereka tertular penyakit-penyakit yg bisa mematikan itu.
Dulu, saya pernah membantu seorang teman yg bekerja di LSM utk membagikan kondom gratis ke lokalisasi Sarkem. Sangat menarik melihat reaksi para PSK saat menerimanya. Adayg krn sopan santun kejawaannya menerima tanpa banyak bertanya, tapi kebanyakan PSK bersikap gak peduli. Saya bisa mengerti mrk gak bisa memaksa kliennya utk memakai kondom karena alasan ekonomi mrk. Kasarnya, “Siapa yg mau beli kalau harus pakai kondom?” – sedih banget ya! Saya cuma bisa berharap suatu hari keadaan ini bakalan berubah, artinya penjual dan pembeli sama-sama sadar dgn kesehatan dirinya sendiri.
Waktu itu, krn agak frustasi dgn situasinya, saya gak sadar bahwa di sepanjang lokalisasi itu tinggi badan dan wajah indo saya (ckckck) agak menarik perhatian. Alih-alih mau membagikan kondom, saya malah dikejar mas mas… 😀
One Reply to “Dikejar Mas Mas”
Comments are closed.