Siapa penerima piala citra terbanyak tahun ini?
Jelas pak Jero Wacik, menteri pariwisata & kebudayaan kita! Bayangkan, dia menerima 30 piala citra sekaligus –padahal beliaw gak pernah main film J
Guyonan itu terlontar dari seorang teman waktu kisruh tentang FFI lagi hangat-hangatnya. Saya gak begitu paham konfliknya tapi keren juga protes orang-orang film itu terhadap badan yg menurut mereka perlu direformasi. Saya sendiri adalah penikmat film-film bagus, dari genre apa saja – drama, horor, thriller, komedi, action, dokumenter, biru (ups!)
Musik latar dalam salah satu scene di Ekskul dituduh memakai musik yg sama dari Gladiator. Saya jadi ingat bhw musik latar dalam satu adegan di Tentang Dia juga persis banget dgn yg ada di Vanilla Sky. Saya kira Ekskul juga mengadaptasi film dokumenter dari Amerika yg (kalo gak salah) judulnya Bowling for Columbia yg diangkat dari kisah nyata tentang anak SMA di Colorado yg membunuh teman-teman sekelasnya dgn senjata api.
Saya jadi ingat film-film jadul – kira-kira buatan thn 1975. Judulnya Surat Undangan (Christine Hakim) dan Rahasia Gadis (Yenny Rachman). Skenario keduanya ditulis oleh orang-orang yg berbeda dan ajaibnya cerita kedua film tersebut bisa persis.
Usut punya usut, ternyata keduanya mengadaptasi film dari Taiwan. Sebuah film Jacky Chan (saya lupa judulnya) terlalu mirip dengan Mr. Bean & the Baby. Jatuh Cinta Lagi (Krisdayanti dan Garry Ishak) mengingatkan kita pada Law of Attraction. Film Pocong (Revalina S Temat) jelas-jelas adaptasi dari The Eye. Film Heart juga rupanya adaptasi dari sebuah film Korea. Andai Ia Tahu mengambil ide dari Serendipity.
Bahkan sutradara sebriliyan George Lucas pun mengadaptasi karakter di Star Wars – misalnya putri Lea, R2D2 & 3PO — dari The Seven Samurai-nya Akira Kuroshawa (yg juga diadaptasi dlm bentuk komik oleh Ganesh TH dgn judul Tujuh Pendekar yg salah satunya adalah si Buta dari Gua Hantu).
Mengadaptasi mungkin adalah salah satu cara supaya ide selalu berkembang – sebab tidak ada ide yg benar-benar original, bukan? Yg penting ide tersebut dikembangkan, diperhalus dan diberi sentuhan berbeda – Nah itu baru film asyik! Tapi mungkin saya bilang begitu karena saya gak pernah buat film.
Cuma kalau saya dengar ribut-ribut soal menjiplak film orang lain, saya jadi pengen ketawa sebab saya jadi berpikir bhw membuat film porno adalah yg paling aman – sebab meskipun adegan seks di satu film dgn film lainnya jelas sama persis, mereka tidak akan pernah dituduh plagiat, bukan?:)