Kamu pasti sudah khatam sama kisah Manohara Pinot, tapi apa kamu pernah dengar kisah Putri Manohara yg telah ratusan tahun tercetak pada relief candi Borobudur?? Yup! Kisah Putri Manohara ada di relief deretan bawah pd dinding utama sebelah barat di lorong lantai dua Candi Borobudur. Nah, yg menarik, ada sedikit kemiripan antara legenda putri Manohara yg juga dikisahkan dalam kitab Jataka-Avadana dgn kisah Manohara Pinot. Setidaknya pada bagian KDRT…atau seharusnya KDI (Kekerasan Dalam Istana, hehe..)
Menurut budayawan Borobudur dan penulis buku ‘Temples of Java’, Ariswara Sutomo, legenda Manohara itu menuturkan tentang seorang putri dari kerajaan Manusia Burung yang digambarkan berwajah sangat cantik. Suatu hari seorang pemburu bernama Halaka menangkap putri tersebut dengan jaring istimewa di suatu pemandian. Kemudian ia menukar sang putri dengan hadiah melimpah kepada seorang pangeran yg jatuh cinta pada sang putri. Dikisahkan Manohara hidup bahagia sebagai istri sang pangeran, namun pihak keluarga istana tidak menyukai sang putri. Ibu mertuanya menjadi biang duka bagi kehidupan putri Manohara selanjutnya.
Saat sang pangeran mendapat tugas berperang melawan musuh di garis terdepan, Manohara mendapat perlakuan buruk dari ibu mertua dan keluarga kerajaan lainnya, sampai kemudian melarikan diri dari istana. Manohara lantas pulang ke kampung halamannya di Kerajaan Manusia Burung dengan mengusung segala dukanya. Ketika suaminya pulang dari medan perang, ia begitu sedih karena tidak menjumpai isteri tercintanya di istana.
Ia lalu menemui Halaka untuk mencari Manohara, namun Halaka tidak mengetahui tempat tinggal Putri Manohara. Ia hanya memberitahu sang pangeran tentang sebuah telaga dimana ia sering menjumpai sekumpulan manusia burung di sana. Pangeran pun kemudian mencari putri Manohara di telaga itu, namun dia hanya menemukan beberapa manusia burung dan tidak ada Manohara. Lantas ia menitipkan cincin kawinnya kepada salah seorang di antara sejumlah manusia burung itu untuk disampaikan kepada putri Manohara.
Semula Manohara takut kembali kepada istana, namun demi kesetiaannya sebagai isteri, ia lalu memutuskan kembali kepada suaminya. Cerita itu berakhir dengan relief yang menggambarkan kebahagiaan putri Manohara.
Legenda Manohara sudah begitu dikenal di negara-negara yang berpenduduk mayoritas pemeluk Buddha seperti India, Tibet dan Thailand. Meski saya gak tahu apa tautan antara kisah putri Manohara dengan kisah hidup Sidartha Gautama, tapi ini akan menjadi hal menarik buat kepariwisataan Candi Borobudur apalagi sebentar lagi musim kunjungan wisatawan dan liburan sekolah, tentu legenda ini menjadi cukup seru.