Mengawali karier sebagai freelance writer sejak delapan tahun yang lalu, dan kemudian memulai bisnis penulisan, mengajari saya banyak hal. Ternyata benar bahwa kemampuan menulis cuma salah satu keahlian yang wajib dikuasai, jika ingin menjadi penulis freelance sukses.

Sama hal dengan jenis pekerjaan freelance lain, penulis freelance juga menjalankan bisnis sendiri. Dengan begitu, pekerjaan menulis bukan satu-satunya, sebab penulis freelance juga harus bisa mengatur banyak hal, mulai dariinvoice dan pembayaran, hingga marketing dan membangun jejaring.

Kedengarannya berat ya, tapi dengan sedikit kerja ekstra dan pengalaman, penulis pemula bisa kok belajar cara-cara untuk menjadi self-employed sukses. Kuncinya, asah kemampuan-kemampuan berikut ini:

Kemampuan Manajemen Bisnis dan Akunting

Pertama kali dengar kata akunting, saya langsung berteriak keras, “TIDAAAAKKK!” – sebab, itu nggak pernah jadi pelajaran favorit dan saya nggak pernah sukses dengan hitungan angka yang njlimet. Cuma, dengan berjalannya waktu, mau nggak mau, saya tetap harus belajar mengatur keuangan dan income. Selain itu, memahami cara sebuah bisnis berjalan dan berkembang ternyata penting kalau mau bertahan.

Dalam soal akunting ini, saya mencoba menguasai beberapa hal basic, misalnya:

  • Membuat invoice yang profesional. Ternyata ini tak sulit kok, cukup pakai Microsoft Word saja. Buat master-nya dan simpan dengan baik. Setiap kali butuh digunakan, tinggal copy-paste kontennya dan ubah sesuai kebutuhan.
  • Membuat catatan akurat. Sediakan buku catatan khusus untuk melacak invoice yang dikirim dan pembayaran yang  sudah ditransfer. Buku catatan ini juga untuk menuliskan pembelian barang-barang terkait pekerjaan. Jika lebih suka membuat catatan digital, ada banyak program komputer yang bisa membantu, misalnya Microsoft Excel. Program ini simple banget, bahkan untuk orang se-gaptek saya.

Catatan ini maha penting, terutama karena saya pelupa. Selain itu, pas harus mengisi SPT Pajak, catatan ini jadi amat berguna. Bicara soal pajak, pahami dan belajar hitung sendiri deh pajak yang harus kita bayar. Memang subjek yang membosankan sih, tapi kita tidak harus paham semua kok. Setidaknya mengerti dasar-dasar mengenai pajak apa yang harus dan tidak harus dibayar sebagai freelancer.

Intinya, dalam soal manajemen bisnis, saya bersyukur banget bisa mengasah kemampuan membuat catatan keuangan begini. Catatan ini amat membantu saya melihat progress sendiri dari waktu ke waktu, dan juga membantu ketika harus memutuskan apa yang harus saya lakukan dalam mengembangkan bisnis ini. Bagaimanapun juga, kita harus menetapkan tujuan yang bisa kita capai dalam karier penulisan dan me-review progress tujuan ini secara berkala.

 

astridsavitridotcom

Kemampuan Mengatur Waktu dan Pekerjaan

Manajemen waktu dan pekerjaan yang baik kayaknya menjadi kemampuan dasar deh buat para freelance writer. Ketika bekerja untuk diri sendiri, kita menjadi pengambil keputusan utama, apakah kita mau semua pekerjaan menjadi terorganisir, efisien dan fokus. Lumayan tricky sih, tapi saya ada beberapa tips cara mengatur waktu dan pekerjaan:

  • Kalendar. Saya suka kalendar, baik yang digital atau yang fisik. Kalendar ini memastikan saya mem-plot  semua pekerjaan dan deadline, sehingga saya bisa memeriksanya dengan cepat sewaktu-waktu dibutuhkan.
  • To-Do List. Begitu banyak aplikasi To-Do List yang bisa diunduh gratis, atau bisa juga seperti saya yang masih mengandalkan cara kuno yaitu menulis dalam sebuah notes. Terserah mana yang disuka, intinya To-Do List benar-benar alat bantu ajaib. Dalam daftar ini, saya senang membuat daftar harian, mingguan dan bahkan bulanan mengenai hal-hal yang harus saya lakukan dan selesaikan dalam rentang waktu tertentu. Daftar ini masih saya break down nantinya dengan menambahkan tugas-tugas harian.
  • Sistem Arsip. Sekali lagi sistem arsip bisa dilakukan secara digital atau manual, yang jelas kita harus membuat folder-folder terpisah untuk setiap klien, dan juga sub-floder untuk setiap pekerjaan. Pastikan semua folder diberi label agar mudah mencari jika dibutuhkan. Jangan lupa, buat back up dari arsip-arsip digital untuk jaga-jaga.

Kenapa sistem arsip ini penting? Salah satu kebiasaan umum freelance writer adalah menjalankan beberapa proyek sekaligus pada waktu bersamaan. Sistem arsip ini menjadi penting agar saya dapat selalu memastikan semua hal telah dikerjakan dengan benar dan tepat.

Kemampuan Editing

Walaupun menulis adalah fokus utama, seorang penulis freelance juga harus memiliki kemampuan editing yang baik. Tentu di sini maksudnya adalah kemampuan self-editing, yang akan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas tulisan kita. Satu hal tersulit yang sudah berhasil saya kuasai saat ini adalah kemampuan memisahkan sudut pandang sebagai penulis dan sebagai editor. Artinya, saat menulis, saya tidak mengedit. Begitu juga saat mengedit tulisan, saya tidak mencoba berperan sebagai penulis dan mengubah-ubah gagasan.

Perlu waktu, tapi begitu menguasainya, kerja saya jadi lebih mudah. Penulis freelance sukses dan kemampuan self-editing yang baik itu harusnya jadi satu paket. Mengasah kemampuan editing menjadi penting, terutama dalam menarik klien, baik klien baru maupun repeat clients. Selain itu, bangga rasanya bisa memasukkan kemampuan ini dalam portofolio profesional ketika menunjukkan karya-karya terbaik saya.

Jika ada dana, pertimbangkan deh untuk membeli buku, mengambil kursus atau kuliah online mengenai editing dan proofreading, it’s worth a try!

Kemampuan Networking

Networking memaksa saya keluar dari zona nyaman, dan ini tak mudah serta cukup menakutkan pada awalnya. Seperti kebanyakan freelancer, saya lebih sering bekerja sendirian, sehingga cukup sulit mengejar peluang untuk terhubung dengan orang lain, baik di dalam maupun di luar bidang kerja.

Nyatanya, networking merupakan cara terbaik untuk dapat terhubung dengan klien potensial. Kebanyakan freelancer mendapatkan order melalui rekomendasi, referal dan promosi positif dari mulut ke mulut. Networking memberikan dampak besar dalam hal-hal tersebut.

Nyatanya lagi, networking nggak harus dilakukan sendirian kok. Menciptakan jejaring bisnis memang bisa dilakukan saat kita menghadiri beragam event, tapi melalui jalur online juga mungkin. Jejaring media sosial dan situs semacam Linkedln bisa jadi peluang bagus untuk landing job dan terhubung dengan klien-klien baru.

Kemampuan Marketing

Marketing itu hal esensial dalam bisnis apapun. Sebagai freelance writer, kita menjalankan bisnis sendiri, jadi benar-benar terserah bagaiaman kita mengasah kemampuan marketing dan layanan secara efektif. Sampai hari ini, saya mengandalkan cara-cara berikut dalam memasarkan bisnis:

  • Website profesional. Ini penting banget, sarangnya bisnis freelance, tempat di mana klien potensial mendatangi dan mencari tahu layanan kita. Melalui website profesional, mereka akan memutuskan jadi atau tidak meng-hire kita. Host yang paling saya rekomendasikan untuk membuat website semacam ini adalah WordPress. Konon kata beberapa teman yang tinggal di luar negeri, Squarespace atau Wix juga bagus, tapi karena di sini tak populer dan saya belum pernah coba, saya nggak bisa kasih rekomendasi.
  • Blog. Nge-blog menjadi bentuk pemasaran yang bagus, dan berguna sekali untuk para freelance writer. Blog membuat kita bisa “memamerkan” keahlian menulis, menjadi terkenal dan berbagi konten-konten berguna bagi follower blog tersebut. Saat ini saya sedang mencoba langkah baru yang disarankan seorang sahabat, yaitu menjadi guest blog alias blogger tamu di portal-portal online agar bisa memperkenalkan bisnis saya secara lebih luas.
  • Akun Media Sosial. Beberapa orang mungkin menganggap medsos tak berguna, tapi dilihat dari sisi marketing, sebaiknya sih kita memiliki satu akun media sosial, kalau bisa beberapa. Misalnya Facebook, Twitter, Instagram dan Linkedln. Media sosial, bersama-sama dengan website dan blog, membantu sekali dalam menciptakan kehadiran kita di dunia maya secara konsisten. Selain itu, memudahkan kita menemukan dan memberikan peluang untuk memperkenalkan layanan dan menunjukkan kemampuan.

Saat ini, saya juga sedang melatih kemampuan desain grafis yang kelihatannya bisa membantu dalam memasarkan bisnis penulisan saya. Bukan sesuatu yang canggih, saya cuma menggunakan Canva dan PicMonkey yang mudah banget untuk membuat gambar dan grafis secara profesional.

Selain lima poin di atas, ada nggak sih kemampuan tambahan lain yang seharusnya dimiliki penulis freelance? Share lewat komen ya. Makasih

One Reply to “Penulis Cuma Harus Bisa Menulis, Masa Sih?”

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.