10.10.10

Tanggal bagus katanya, makanya banyak pernikahan diadakan pada tanggal itu, termasuk oleh seorang kenalan. Berbeda dengan pernikahan artis Indra Bekti yang bertema 1001 malam, kenalan saya itu malah menanam pohon. Kalau tak mahal, barangkali ia akan menanam 101010 pohon, tapi karena kemampuan ekonomi yang terbatas, ia hanya menanam dua bibit pohon. Barangkali ia ingin membuat acara pernikahannya unik, meski tetap tidak masuk Indonesia Book of Records seperti Indra Bekti. Dan saya ingat dia – dulu sekali – memang pernah bernazar buat menanam pohon bila ia menikah kelak.

Saya jadi berkhayal. Misalnya orientasi diubah; Menikah, tanam pohon. Habis melahirkan, tanam pohon, Naik kelas, tanam pohon. Naik jabatan, tanam pohon – barangkali bencana seperti yang terjadi di Wasior tidak akan pernah terjadi ya.

Misalkan dalam pernikahan anak-anak konglomerat atau petinggi negara yang biayanya bisa mencapai milyaran itu ada agenda tanam puluhan atau ratusan pohon, barangkali negara ini tak perlu kuatir mengenai isu pemanasan global – bahkan bisa ‘memaksa’ negara-negara lain buat bertanggung jawab atas hutan-hutan tropis di sini.

Tapi mungkin memang nggak ngaruh ya kalau kayu-kayu di hutan diambil untuk memasak. Petugas hutan lindung juga pastinya bersimpati pada penduduk yang tinggal di sekitar hutan mengambil kayu bakar di sana. Padahal, setahu saya (kecuali hutan industri atau hutan konservasi alami) jangankan mengambil cabang atau ranting, mengambil daun pun tak boleh. Barangkali petugas merasa kasihan atau memang tak pernah ada penyuluhan tentang hal ini kepada penduduk – namun bisa juga sih, mereka tak mau ribut dengan pemberitaan mengenai ketidak-adilan terhadap rakyat kecil seperti yang terjadi akhir-akhir ini.

Balik lagi ke nazar pernikahan kenalan saya itu. Saya kira, ide briliannya dapat ditiru oleh para selebritis dan kelas atas pada saat mereka mengadakan pesta pernikahan yang budgetnya bisa bikin orang dari kasta rendah seperti saya melongo. Itu pun sebenarnya kurang, sebab sebaiknya mereka juga, setelah menikah, membeli mobil ramah lingkungan berbahan bakar hydrogen seperti milik Jamie Lee Curtis dan selebriti Hollywood lainnya.

Usul ini kelihatannya lebih masuk akal ketimbang misalnya saya usul di pesta pernikahan mereka itu ada layar tancap dan muterin film ”An Inconvinient Truth”-nya Al Gore. Eh – tapi boleh juga sih, sebab dengan memutar film itu, selain kampanye tentang peghijauan, bisa sekalian kampanye keluarga berencana. Soalnya saya yakin, setelah nonton mantan wapres Amrik itu bercerita mengenai bencana yang akan menimpa bumi dalam hitungan 50 tahun ke depan, pasti banyak pasangan yang cemas punya banyak anak! hehe…

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.