Salah satu tantangan yang dimiliki kebanyakan orang selama masa pandemi adalah bagaimana caranya agar bisa tetap produktif. Pada minggu-minggu awal pandemi coronavirus, ketika new normal “Di Rumah Saja” atau “Stay at Home” baru saja diterapkan, dan setiap orang memahami bahwa mereka harus melakukannya dalam waktu yang sangat lama, muncullah beragam argumen. Sebagian besar dimainkan di media sosial, tetapi setelah beberapa saat portal-portal berita pun memuatnya.
Berkaitan dengan bekerja di rumah, ini sangat mudah dilakukan oleh orang-orang seperti saya yang memang sudah sejak dulu sudah bekerja di rumah. Namun, bagi yang tidak, pertanyaan yang muncul adalah bisakah menjadi produktif selama masa pandemi? Atau sekarang justru waktunya rehat?
Pramodeya Ananta Toer menghasilkan Tetralogi Pulau Buru; Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca selama dalam masa tahanan (konon, sebelum ditahan, beliau tidak pernah menulis sebagus saat ditahan). Di Britania Raya, Shakespeare menghasilkan tiga karya besarnya; Macbeth, King Lear, dan Antony and Cleopatra selama masa-masa sulit negara itu, salah satunya saat wabah besar tahun 1603.
Sir Isaac Newton menciptakan hukum gravitasi dan kalkulus selama masa karantina akibat wabah Bubonic tahun 1665, sementara Mary Shelley menulis Frankenstein selama dia terpaksa stay at home akibat abnormalitas cuaca yang sangat parah atau dikenal dengan A Year Without Summer (tahun tanpa musim panas, yang konon diakibatkan oleh letusan gunung Tambora di Nusa Tenggara)
Yah, beberapa orang benar-benar bisa mengejutkan dengan keberhasilan mereka menghasilkan karya selama masa-masa sulit, meski tidak sedikit juga yang mampu melakukannya tanpa harus mengalami bencana global yang mengurung mereka di rumah.
Namun, apa itu berarti kita harus seperti mereka? Bukankah masa-masa pandemi justru sebaiknya dijadikan healing time atau resting time setelah sekian lama berjibaku dengan kesibukan tanpa akhir? Bukankah “dipaksa tinggal di rumah tapi tetap dibayar” justru sebuah anugerah?
Ya, barangkali minggu-minggu pertama masa karantina atau WFH, kita akan merasa senang dan menikmati keadaan baru (belakangan disebut the new normal) tersebut. Hanya saja, pada dasarnya, manusia memang tidak diciptakan untuk diam di satu tempat terus menerus, apalagi tanpa hubungan sosial. Itu mengerikan. Pada akhirnya kebanyakan dari kita akan merasa stress, bahkan depresi dengan keadaan yang awalnya kita anggap menyenangkan tersebut.
Inilah mengapa, penting bagi kita agar bisa tetap produktif selama masa “dikurung” oleh virus. Tentu saja kita tidak harus menulis sebuah karya agung atau menciptakan penemuan atau menemukan hukum dasar alam semesta, tapi setidaknya kita bisa melakukan sesuatu yang membuat diri sendiri merasa berguna. Memulai hobi baru, mengasah keterampilan lama, menguasai keterampilan, atau bahkan menjalankan jenis-jenis bisnis yang tak terpikirkan sebelumnya. Situs Forbes menyebut pebisnis semacam ini sebagai “coronapreneur” – menarik, ya.
Baca juga : Kemampuan Penting Penulis Kekinian
Karena hari-hari kita mungkin terjebak di dalam rumah untuk sementara waktu, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membantu meningkatkan produktivitas selama masa-masa sulit ini.
Buat Jadwal yang FLEKSIBEL
Kata kuncinya di sini adalah fleksibel. Kalau kamu bukan seorang morning person, kemungkinan besar masa karantina tidak akan secara ajaib mengubahmu menjadi orang yang suka bangun pagi, jadi buat jadwal yang masuk akal untuk gaya hidupmu.
Salah satu aspek dari pandemi Covid-19 ini adalah ia sangat menguras emosional dan mental seseorang. Bersikaplah realistis, jika kamu merasa tenagamu seperti terkuras habis, kewalahan atau kelelahan di akhir hari, cobalah lebih santai dengan jadwalmu. Cuma, kalau niatmu hanya agar bisa rebahan atau malas-malasan seharian, maka buang alasan itu. Bangun pagi dan beraktivitaslah!
Prioritaskan Daftar Tugas
Pilih tugas berdasarkan apa yang harus dilakukan hari itu. Jika kamu bisa, cobalah untuk memasangkan beberapa kegiatan bersamaan! Misalnya, sementara menunggu mesin cuci selesai, kamu bisa mengerjakan tugas-tugas di komputer. Pasangkan tugas-tugas yang dapat dijeda jika salah satunya perlu diprioritaskan.
Perbarui CV
Memperbarui CV tidak hanya berlaku bagi mereka masih menganggur atau yang sedang berjuang mendapatkan pekerjaan. Update CV-mu, perbarui halaman LinkedIn atau bahkan membuat situs web adalah hal-hal yang akan membuat kamu tetap memimpin di masa-masa sulit. Ini adalah tugas yang dapat membantumu di masa depan.
Pelajari Keterampilan Baru
Kamu mungkin sudah mendengar saran ini dari banyak orang. Mempelajari keterampilan tidaklah harus menjadi hal yang monumental. Kamu bisa kok melakukan hal-hal kecil yang belum pernah kamu lakukan sebelumnya (dan mungkin sudah ingin kamu lakukan sejak lama tapi belum ada kesempatan). Sebuah keterampilan baru, apapun bentuknya bisa membuatmu produktif dan bahkan menjadi catatan tambahan bermanfaat dalam CV-mu.
Baca juga: Penulis Cuma Harus Bisa Menulis, Masa Sih?
Tahu Kapan Harus Rehat
Ini tidak berarti kamu harus duduk menonton drama Korea selama pandemi agar terhindar dari wabah. Intinya, kenali tanda-tanda kelelahan dan atasi. Jika bisa, cobalah berjalan-jalan atau olah raga di luar rumah selama 10 menit dan mendapatkan udara segar. Jika kamu lebih suka tidak meninggalkan rumah, cobalah untuk melakukan strecthing atau melakukan video call singkat dengan keluarga ketika perlu istirahat dari pekerjaan.
Roma tidak dibangun dalam sehari, jadi jika ini kamu sedang berupaya kerasa agar tetap termotivasi selama masa pandemi, sadarilah bahwa kamu tidak sendirian. Semangat ya!