Bagi beberapa penulis, hujan merupakan waktu menyenangkan buat menulis. Turunnya rintik hujan meningkatkan mood, membawa imajinasi ke tempat terjauh, menciptakan khayalan-khayalan liar nan indah.
Cuaca memang mempengaruhi suasana hati seseorang, ini penelitian ilmiah. Banyak penulis yang memasukkan unsur cuaca ke dalam tulisannya, yuk kita lihat seperti apa pengaruhnya:
Menciptakan mood. Pernah memperhatikan, dalam film, kapanpun tokohnya menerima kabar buruk, di luar mulai hujan? Menggunakan cuaca untuk mereflekasikan mood, atau attitude tokoh dalam naskahmu merupakan cara terbaik untuk menunjukkan emosi secara kuat tanpa banyak menghabiskan kata.
Meningkatkan ketegangan. Semua kisah berlatar belakang bencana alam ditulis dengan kesadaran bahwa cuaca mampu menjadi ancaman. Kita bisa meningkatkan ketegangan dalam alur cerita yang kita tulis dengan menambahkan cuaca buruk (dalam skala kecil saja) sebagai setting.
Menambahkan ironi. Cuaca bisa mendukung atau membuat kontras secara ironis. Misalnya, kita menuliskan cuaca di pagi yang cerah, lengkap dengan kicauan burung – sementara tokoh yang kita tulis menerima kabar buruk. Atau sebaliknya, kita menggambarkan mendung kelabu di saat tokoh rekaan kita sedang jatuh cinta.
Benar. Cuaca selalu menginspirasi penulis, dan oleh karena itu bisa kita jadikan aset. Latih diri dengan mencoba menuliskan perasaanmu ketika hari sedang cerah atau saat hujan lebat disertai petir menyambar. Dengan begitu, lebih mudah untukmu memasukkan cuaca untuk mendukung emosi yang ingin kamu sampaikan ke pembaca.
Yuk, duduk, ngopi (teh hijau atau coklat panas juga boleh), dan mulai menulis.
Have a fun writing! Semangat menulis ya 🙂