Mengawali tahun 2020 dengan berita tentang banjir. Tidak hanya di Jakarta, Bekasi dan sekitarnya, tapi juga di banyak daerah. Sayangnya, media lebih banyak meliput banjir Jakarta, banjir Bekasi, banjir Tangerang dan sekitarnya, sehingga banjir bandang di tempat lain terabaikan.
Saya tidak akan berkomentar soal bagaimana penanganan pemerintah daerah DKI Jakarta tentang banjir. Hei, saya tinggal di Yogyakarta, apa yang saya tahu tentang ibu kota? Hanya saja, persoalan banjir ini memenuhi kepala sebab banyak kawan dan keluarga yang saat ini terkena dampaknya.
Dalam hal korban jiwa dan kerusakan harta benda, banjir berada di bawah gempa dan tornado dalam daftar bencana alam teratas. Banjir dapat memengaruhi kawasan mana pun hingga tingkat tertentu; di mana hujan turun, banjir dapat terjadi.
Saat air jatuh ke bumi dalam bentuk hujan atau salju, air itu merembes ke tanah. Namun, jika tanah beku atau permukaan kedap air (aspal atau beton adalah dua penyebab utamanya) atau tanah sudah jenuh dan tidak dapat menyerap air lebih cepat daripada yang turun dari langit, maka masalah akan muncul.
Air mengalir menuruni saluran atau sungai. Begitu derasnya sehingga lama kelamaan membludak dan akhirnya meluap. Seberapa cepat hal tersebut terjadi tergantung pada kekuatan curah hujan dan kemiringan tanah. Terkadang banjir besar menyebabkan arus keras, sementara di waktu lain, banjir dangkal mungkin bertahan lama dan butuh berhari-hari untuk surut.
Banjir sebenarnya memiliki beberapa tipe, antara lain:
Banjir Luapan Sungai. Ini adalah jenis banjir yang biasanya muncul di kepala kita. Hujan lebat atau salju yang mencair menyebabkan air sungai meluap ke tepian dan menyebar melintasi tanah di sekitarnya. Terkadang pada kawasan yang tertutup luas dan rata; air cenderung menyebar dan bergerak lambat, atau mungkin tidak bergerak sama sekali. Umumnya, banjir semacam ini dapat menghabiskan berhari-hari untuk surut. Di daerah pegunungan, tempat air mengalir melalui lembah curam, banjir cenderung bergerak lebih cepat dan surut dalam yang lebih singkat.
Banjir Bandang. Banjir jenis ini membutuhkan waktu sebelum menjadi semakin besar, dengan begitu penduduk di suatu daerah bisa diperingatkan sebelumnya. Namun terkadang banjir bandang terjadi dengan cepat. Banjir bandang mengumpulkan air dalam waktu enam jam sejak peristiwa awal. Ciri banjir bandang adalah kenaikan cepat air yang bergerak sangat laju. Air yang bergerak laju sangat berbahaya sebab dapat menggerakkan benda-benda berat. Selain itu, banjir bandang membawa puing-puing yang meningkatkan potensinya untuk merusak struktur dan mengakibatkan korban jiwa.
Banjir Bongkahan Es. Di negara-negara bersuhu dingin, genangan air sering membeku. Hujan deras dapat menyebabkan bongkahan es menyatu dan membendung aliran sehingga air di bawahnya mulai meluap ke dataran sekitar. Akhirnya, dinding es pecah, dan air yang bergerak cepat mengalir ke hilir seperti banjir bandang, menghancurkan benda-benda yang menghalangi jalurnya. Banjir membawa bongkahan-bongkahan es besar yang meningkatkan kerusakan bangunan dan infrastruktur.
Banjir Pesisir. Jenis banjir ini terjadi di sepanjang tepi lautan, dan sebagian besar disebabkan oleh gelombang badai dan pecahan ombak. Banjir jenis ini biasanya berkaitan dengan angin topan, tsunami atau badai tropis. Ketika tekanan rendah terjadi dalam badai di atas lautan, air laut tersedot menuju pusat. Selama badai terjadi di tengah laut, masalah yang terjadi minimal, tetapi saat badai bergerak ke arah daratan, kubah air yang bisa berdiameter lebih dari tujuh meter akan mencapai garis pantai dan menyebabkan kerusakan yang signifikan. Pada saat yang sama, ombak yang memecah di sepanjang pantai menghempas dan merusak bangunan serta infrastruktur serta mengakibatkan korban jiwa. Dalam situasi badai, 9 dari 10 kematian tidak disebabkan oleh angin kencang tetapi oleh gelombang badai yang bergerak cepat.
Selain oleh alam, banjir juga bisa disebabkan oleh masalah ciptaan manusia. Infrastruktur kawasan, sistem drainase, bendungan, dan lain-lain yang dibangun secara buruk dapat mengakibatkan banjir bandang. Banjir, besar atau kecil, dapat menciptakan masalah signifikan bagi orang-orang yang meremehkan kekuatannya. Upaya untuk menerjang banjir seringkali menjadi penyebab utama cedera dan kematian terkait banjir. Lima belas sentimeter banjir bergerak dapat menyebabkan Anda kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Jika memungkinkan hindari banjir dengan pergi ke dataran yang lebih tinggi.
Untuk meminimalkan kerusakan dan bersiap menghadapi banjir, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Tidak membangun bangunana papapun di dataran banjir.
- Menjaga ketinggian panel-panel listrik, terutama jika Anda tinggal di daerah potensial banjir.
- Siapkan peralatan darurat dan edukasi keluarga Anda - ini seharusnya dilakukan untuk situasi darurat apa pun, bukan hanya banjir.
- Jika ada peringatan banjir, pastikan untuk memantau keadaan lewat ponsel, radio atau televisi.
- Jika ada waktu sebelum evakuasi, matikan utilitas di sakelar utama dan lepaskan peralatan listrik.
- Pindahkan furnitur dan barang-barang penting ke tempat yang lebih tinggi di rumah dan bawa keluar furnitur outdoor apa saja.
- Hindari kontak dengan air banjir sebab ada kemungkinan mengandung minyak, bensin, limbah mentah, atau sejumlah bahan berbahaya.
- Cuci tangan dengan air bersih sebelum makan, dan jangan minum dari sumber air yang terkontaminasi.
- Kerusakan akibat banjir tergantung pada beberapa hal, termasuk berapa lama air tersisa sebelum surut dan seberapa cepat air bergerak.
- Perhatikan keadaan jalan, yang bisa saja tidak aman, melemah, atau hanyut.
- Hati-hati memasuki gedung sebab banjir yang bergerak cepat dapat melemahkan pendukung struktural.
- Jika rumah Anda tergenang banjir dalam waktu lama, perhatikan tanda-tanda jamur yang dapat menyebabkan penyakit.
Persoalan lain, saat bumi memanas, banjir bisa menjadi masalah yang lebih luas. Udara hangat menyimpan lebih banyak kelembaban daripada udara dingin, sehingga curah hujan bisa menjadi lebih deras karena suhu udara naik ke atas.
Hujan deras didefinisikan sebagai peristiwa di mana curah hujan turun dari langit lebih dari jumlah yang terakumulasi dari satu persen dari semua hari hujan dan salju selama periode penelitian. Semburan curah hujan ini dapat merusak infrastruktur dan dapat menyebabkan banjir. Risiko banjir global akan meningkat saat suhu bumi menghangat.
Di daerah gletser, perubahan iklim kemungkinan bisa mengakibatkan banjir di mana-mana. Gletser yang mencair dapat menekan bendungan-bendungan alam dan melelehkan air karang ke danau-danau dataran tinggi di tempat-tempat seperti Himalaya dan Andes. Ketika bendungan alami gagal menahan air, maka banjir besar dapat terjadi secara tiba-tiba dan mengirim air ke lembah-lembah sempit di bawahnya. Mengerikan ya 🙁