Bagi pembaca (juga sebagian penulis), terkadang sulit untuk membedakan antara fiksi dan nonfiksi. Secara umum, fiksi mengacu pada alur, pengaturan, dan karakter yang diciptakan dari imajinasi, sementara nonfiksi mengacu pada kisah faktual yang berfokus pada peristiwa dan orang-orang yang nyata. Namun, perbedaan antara kedua genre ini kadang-kadang kabur, atau saling bersilangan.
Sebelum kita melangkah lebih jauh, penting untuk dicatat bahwa istilah fiksi dan nonfiksi dapat digunakan dalam media apa saja (film, televisi, drama, dll.). Di sini, kita hanya akan berfokus pada perbedaan antara fiksi dan nonfiksi dalam sastra. Mari kita melihat lebih dekat pada masing-masing dua kategori ini dan melihat apa yang membedakannya.
Apa Itu Fiksi?
Fiksi dibuat dan didasarkan pada imajinasi penulis. Cerita pendek, novel, mitos, legenda, dan dongeng, semuanya dianggap fiksi. Setting, plot poin, dan karakter dalam fiksi kadang-kadang didasarkan pada kejadian atau orang dalam kehidupan nyata. Penulis menggunakan semua itu sebagai titik awal cerita mereka.
Misalnya, Stephen King menulis banyak novel dengan latar belakang kota fiktif bernama Derry. Meskipun Derry bukanlah kota yang nyata, tempat ini didasarkan oleh kampung halaman Stephen King di Bangor, Maine, Amerika Serikat. Sang penulis bahkan menciptakan topografi untuk kota Derry yang menyerupai topografi aktual kota Bangor.
Selain itu, fiksi ilmiah dan buku fantasi yang penulisannya didasarkan dunia imajiner sering mengambil inspirasi dari dunia nyata. Contohnya adalah Gerbang Trinil karya Riawani dan Syila. Mereka menggunakan penelitian sains dan sejarah yang sebenarnya untuk membuat dunia fiksi ciptaannya dapat dipercaya.
Fiksi sering menggunakan teknik naratif khusus untuk meningkatkan pengaruhnya. Beberapa contoh komponen naratif tersebut antara lain:
- Penggunaan kata-kata yang terkait sensorik (melihat, merasa, menghidu, mengecap, mendengar) yang kaya, detail dan menggugah.
- Waktu yang dibuat mondar-mandir dari peristiwa dramatis ke non-dramatis, dan sebaliknya.
- Penjajaran rangkuman adegan-adegan naratif dan didramatisasi
- Penundaan sementara dengan menahan informasi penting dalam cerita, demi meningkatkan ketegangan dan membuat alur cerita lebih rumit.
- Penggunaan sudut pandang yang berbeda-beda dalam mengisahkan, termasuk penafsiran objek cerita yang tajam dan perasaan tokoh yang mendalam
- Penggunaan bahasa yang sesuai untuk menarasikan kejadian agar perasaan pembaca tergugah.
Apa Itu Nonfiksi?
Nonfiksi merupakan karya berbentuk faktual dan laporan tentang peristiwa nyata. Sejarah, biografi, jurnalisme, dan esai semuanya dianggap nonfiksi. Biasanya, nonfiksi memiliki standar yang lebih tinggi daripada fiksi. Beberapa fakta dalam karya fiksi tidak membuat kisahnya menjadi benar, sementara beberapa modifikasi dalam karya nonfiksi dapat memaksa tulisan tersebut kehilangan semua kredibilitasnya. Namun, nonfiksi sering menggunakan banyak teknik fiksi untuk membuatnya lebih menarik.
Mengacu pada penggunaan bentuk-bentuk kesusasteraan, teknik-teknik yang dilakukan para penulis, dramawan, dan penyair digunakan untuk menyajikan nonfiksi adalah akurat secara faktual, terutama tentang orang dan peristiwa nyata. Tentu saja, dengan cara yang menarik, hidup, dan dramatis. Tujuannya adalah untuk membuat cerita-cerita non fiksi yang terbaca seperti fiksi sehingga pembaca sama terpesonanya dengan fakta dalam buku-buku fantasi.
Jika masih sulit untuk membedakan antara fiksi dan nonfiksi, terutama di tangan seorang penulis ahli, barangkali kita bisa melihatnya begini: Jika karya tersebut ini melaporkan kebenaran, itu nonfiksi. Jika karya itu menguraikan kebenaran, itu fiksi.
Antara karya fiksi dan nonfiksi, mana yang menjadi favoritmu, dan mengapa?