Pernah dengar kisah tahi kerbau? Begini;
Di sebuah padang rumput, seekor burung jalak hinggap di sebuah batang kayu. Dia tampak sedang mengobrol dengan seekor kerbau.
“Aku pingin banget bisa mencapai puncak pohon di sana,” keluh jalak pada kerbau sembari menunjuk sebuah pohon tertinggi di padang itu,, “tetapi aku nggak punya tenaga.”
“Lah, kenapa kamu nggak makan kotoranku saja?” jawab kerbau. “Nutrisinya banyak.”
Burung jalak itu lantas mematuk segumpal kotoran kerbau, dan kemudian segera merasa memiliki cukup tenaga untuk terbang mencapai cabang pertama pohon tersebut. Keesokan harinya, setelah makan lebih banyak kotoran kerbau, dia mampu mencapai cabang kedua.
Begitu seterusnya, hingga akhirnya, setelah hari keempat, dengan bangga si jalak bertengger di puncak pohon. Pada saat yang sama, seorang pemburu melihatnya, lantas mengokang senapan, dan menembak mati burung jalak itu.
Moral cerita: Tahi kerbau (bullshit/omong kosong) mungkin membawa kita ke puncak, tetapi nggak akan membuat kita bertahan di sana.
—-
Kamu pernah ketemu seseorang yang suka bicara omong kosong? Saya yakin pasti pernah. Mungkin saat ini kamu sedang berurusan dengan orang seperti itu. Bisa jadi dia itu teman kerja atau seseorang yang sedang berpartner denganmu. Orang itu hidupnya tampak baik-baik saja, menghasilkan banyak uang, sangat sukses, dan sangat dihormati – bahkan mungkin lebih dari kamu.
Saya nggak bisa bilang bahwa orang-orang yang penuh omong kosong itu nggak mungkin sukses. Kenyataannya, saya kenal kok banyak bullshitters yang menjadi sangat sukses karena omong kosongnya.
Tapi mending nggak usah minder deh, sebab sementara hidup para bullshitters tampak baik, mereka tetap nggak akan pernah memiliki integritas, sikap yang tulus, dan keyakinan yang jujur. Meskipun mereka dapat melewati semua langkah-langkah yang dibutuhkan agar sukses dan terus maju lewat omong kosongnya, mereka nggak bisa mengklaim dirinya berhasil melalui kerja keras dan integritas. (Bisa sih, tapi itu artinya mereka membikin kebohongan lapis berikutnya).
Lagipula kita semua tahu, kesuksesan itu nggak mudah. Dibutuhkan banyak kerja keras dan ketekunan. Tetapi saya yakin jalan itu jauh lebih menyenangkan dan lebih berintegritas ketika kita tetap berpegang pada nilai-nilai. Bahkan jika perjalanan kesuksesan itu makan waktu lebih lama dan lebih banyak hal yang harus dilakukan, setidaknya kita tetap dapat tidur nyenyak di malam hari. Sebab kita tahu, kita sudah melakukan hal yang benar.
Jadi, jangan khawatir sama para bullshitters di sekelilingmu. Meskipun kamu nggak bisa mengubah apa yang dilakukan orang lain, kamu tetap bisa memilih apa yang KAMU mau lakukan dalam perjalanan menuju kesuksesan.
Dan saya percaya apa yang harus selalu kita lakukan adalah bertindak dalam kebenaran, kejujuran, dan integritas, tidak peduli cara pintas. Penghargaan atau pujian yang berasal dari omong kosong dan tipu daya itu keliru.
Tentu saja, kita harus smart dalam cara kerja juga. Kerja keras itu penting, begitu juga kerja cerdas. Selalu kerja keras dan kerja cerdas di jalur kejujuran. Selalu hidup dengan integritas dan menjalani kehidupan yang dijalani dengan baik.
Pada akhirnya, ingat-ingat deh bahwa kesuksesan yang dibangun di atas kebenaran, kemampuan, dan nilai nggak bakal pernah tergoyahkan. Beda dengan kesuksesan yang dibangun di atas kotoran sapi. Kotoran sapi itu lunak, kecuali sapinya lagi sembelit 😀